Geliat dakwah di negeri Ginseng,
Korea Selatan, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
menggembirakan. Menurut Dr Ali Ann Sun Gun, dosen Methodologi Dakwah dan
Kewirausahaan pada UIA (Universitas Islam As-Syafi’iyah) dan UIN
(Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini, tak
kurang dari 30 ribu warga Korea Selatan telah memeluk agama Islam.
Semangat keagamaan juga sudah sangat terasa. Mulai dari diskusi,
pengajian serta kegiatan dakwah lainnya di berbagai masjid yang ada di
kota-kota besar Korea Selatan seperti di Seoul dan Busan. ”Sekarang
perkembangan Islam di Korea Selatan sangat menggembirakan,” ujarnya.
Berikut ini petikan wawancara wartawan Republika, Damanhuri
Zuhri, dengan Dr Ali yang sehari-hari mengajar bahasa Indonesia dan
Budaya Indonesia pada Asosiasi Korea Selatan di Indonesia tentang
semangat dakwah Islam di Korea Selatan: Kabarnya perkembangan islam di
negeri Anda cukup menggembirakan ya? Dibanding dasawarsa lalu, sekarang
perkembangan Islam di Korea Selatan itu cukup bergeliat. Dakwah Islam
semakin intens sejak tahun 1955 setelah perang antara Korea Selatan dan
Korea Utara. Pada saat itu, banyak Muslim asal Turki yang turut
bergabung sebagai tentara penjaga perdamaian Persatuan Bangsa-bangsa.
Merekalah yang pertama memasukkan agama Islam di Korea lewat seorang
pendakwah bernama Zubaid Khozi. Beliau asli Turki dan yang mengembangkan
agama Islam di semenanjung Korea. Islam masuk ke Korea itu juga
didukung oleh penduduk Korea. Orang Korea yang masuk Islam pertama kali
bernama Muhammad Jun Du Young, beliau adalah sebagai Muslim Korea
pertama yang memimpin agama Islam di Korea Selatan. Mulai saat itu
berkembang sampai sekarang sekitar 30 ribu orang sudah menganut agama
Islam dan lebih dari tujuh buah masjid berada di Korea. Pertama-tama di
tengah-tengah kota Seoul persisnya di Halam Dong I Ceon. Itu merupakan
masjid terbesar di Korea. Bahkan juga berdiri masjid di kota kedua yakni
Busan persisnya di Tze Cu, Kwang Zu, dan Anyang. Lebih dari tujuh
masjid di Korea kegiatan keislamannya bergeliat. Sekarang kegiatan
dakwah Islam cukup pesat melalui pendidikan, jurusan bahasa Arab, bahasa
Indonesia, dan jurusan Timur Tengah serta Asia Timur. Banyaknya
tenaga-tenaga kerja ahli yang datang dari berbagai macam negara termasuk
Indonesia, Bangladesh, Pakistan, dan India juga turut menyuburkan
perkembangan Islam. Waktu peristiwa WTC 11 September 2001, Osama bin
Laden sangat dikenal, bahwa Islam itu adalah dalam pengertian teroris
sehingga orang-orang Korea mulai perhatian mempelajari tentang agama
Islam dan mulai mendalaminya. Kini agama Islam itu tidak asing lagi.
Bagaimana warga Korea Selatan bisa menerima Islam? Dulu ada kesalahan
bahwa Islam itu adalah pedang di tangan kiri dan Alquran di tangan
kanan. Itu pemahaman yang jelas-jelas salah.
Tetapi sekarang sudah mulai mengerti, memahami
sehingga agama Islam sangat berkesan. Pada tahun 1980-an orang Korea
banyak yang bekerja di luar negeri khususnya di Timur Tengah sehingga
selain bekerja, mereka juga mempelajari Islam. Begitu kembali ke Korea,
mereka menyebarkan agama Islam kepada warga setempat. Kita lihat, masjid
Korea mencontoh masjid di zaman Rasulullah. Berada di tengah-tengah
kota Seoul, lantai pertamanya tempat perdagangan dan bisnis, lantai
kedua sebagai masjid atau tempat shalat, dan lantai ketiga untuk jamaah
wanita.
KRONOLOGI MASUKNYA ISLAM DI KOREA
September 1955 : Mr. Zubercoch dan Mr. Abdul Rahman anggota pasukan
perdamaian PBB dari Turki memperkenalkan risalah Islam pertama kali di
Korea
Oktober 1955 : Pendirian organisasi masyarakat Muslim Korea dengan nama Korean Moslem Society.
September 1961 : Pemerintah Malaysia mengirimkan utusan yang
beranggotakan 14 orang untuk memantau perkembangan Islam di Korea di
pimpin oleh Senator Ubaidullah, yang tinggal di negara ini selama 2
pekan.
Agustus 1962 : Pemerintah Malaysia menyetujui proposal pembangunan Masjid di Korea.
Oktober 1963 : Utusan pemerintah Malaysia H. Muhammad Noh berkunjung ke Korea dan memberikan dana sebesar US$ 33.000
Maret 1967 : Pemerintah Korea melalui Menteri Informasi dan Kebudayaan mengeluarkan ijin dengan registrasi No. 114 March, 1967
Mei 1976 : Pembangunan Central Masjid Itaewon selesai dan di resmikan penggunaannya.
Desember 1976 : Masjid sementara Busan di buka dengan Imam Mr. Kim Myung Hwan.
Maret 1977 : Pusat kebudayaan Islam Korea di buka di Jeddah, Arab Saudi.
April 1978 : Masjid sementara Kwangju di buka dengan Imam Mr. Abdullah Jun Deuk Lin.
Oktober 1978 : 130 jamaah haji Korea berangkat ke Tanah Suci untuk yang pertama kali .
Oktober 1978 : Masjid sementara Kwangju di buka.
Juli 1980 : Pembangunan Masjid Rabita Anyang.
September 1980 : Peresmian Masjid Al Fatah Busan.
Juni 1981 : Peresmian Masjid Kwangju.
Agustus 1982 : World Assembly Moslem Youth ( WAMY ) mengadakan
kunjungan ke Korea untuk memberikan Pendidikan Islam, dan berturut-turut
setiap bulan Agustus hingga tahun 1988, kegiatan WAMY ini di kenal
dengan ” WAMY SUMMER CAMP “
April 1986 : Peresmian Masjid Rabita Anyang.
September 1986 : Persemian Masjid Abubakar Assidiq dengan Imam Dr.
Abdulwahab Zahid dari Syria, beliau sekaligus menjabat sebagai General
Mufthy Of Korea.
Ada pihak-pihak tertentu atau lembaga yang membantu dana untuk
tersebarnya Islam di sana? Sumber dana diperoleh secara mandiri, bukan
sumbangan. Kita mendirikan kios-kios atau suatu kegiatan ekonomi. Ada
toko di Harai untuk menyembelih daging halal dan dijual kepada
orang-orang Islam. Kegiatan itu diadakan oleh Federasi Muslim Korea.
Dana diperuntukkan bagi kegiatan dakwah yang dikoordinasi masjid Korea
yang berada di I Ce Won.
Di masjid itu memiliki muadzin dari Indonesia. Selain itu ada ulama
asal Thailand yang memberikan ceramah yang bernama Abdul Rosyid yang
mengajarkan agama Islam di Korea bahkan beliau fasih berbahasa Korea.
Agama Islam disebarkan kepada masyarakat Korea dengan cara adaptasi
sesuai dengan budaya mereka. Federasi Muslim Korea juga mengirimkan
beberapa mahasiswa untuk menimba ilmu di manca negara antara lain di
negara-negara Islam Timur Tengah di Arab Saudi, Marokko, Malaysia,
termasuk Indonesia. Lebih dari 13 Muslim Korea dikirim ke Indonesia
tahun 1983 untuk mendalami Islam. Di IAIN Jakarta tahun 1984 lebih dari 9
orang Korea tercatat sebagai mahasiswa baru. Barangkali yang menarik di
Korea, orang-orang yang sudah belajar agama Islam di luar negeri,
ketika kembali ke Korea Selatan mereka giat menyebarkan dakwah Islam.
Walau jumlah kami hanya 30 ribu, tetapi kegiatan dakwahnya sangat
intens. Kita mengutamakan dakwah bilhal (dakwah dengan perbuatan).
Begitulah, sedikit Resume yang saya dapatkan dari sumber-sumber terpercaya…
Perkembangan ISLAM di Negeri Gingseng, KOREA SELATAN
18.41 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar